Senin, 27 Juli 2015

Pernyataan FKUB Liwa - Lampung Barat

LIWA (Lampost.co): Forum Komunikasi umat Beragama (FKUB) Lampung Barat, Senin (21/10), menggelar pertemuan persaudaraan antar umat beragama sekaligus membuat dan menandatangani pernyataan sikap yang berlangsung di aula GSG RSUD Liwa. Pertemuan itu selain dihadiri wakil bupati Makmur Azhari, ketua FKUB dan Ketua MUI Lambar juga dihadiri oleh seluruh majelis agama se-Lampung Barat dan perwakilan dari masing-masing agama. Dalam pertemuan itu, kelima pemuka agama se-Lambar, ketua FKUB dan ketua MUI tersebut menandatangani pernyataan sikap bersama.

Adapun pernyataan sikap bersama itu memuat lima item. Antara lain FKUB Lampung Barat menyerukan kepada para tokoh agama dan tokoh masyarakat di Lampung Barat untuk memberi dakwah yang mendorong kehidupan berbangsa dan bermasyrakat yang harmonis, toleran dalam lingkungan yang majemuk di Lampung Barat. Kemudian FKUB Lampung Barat senantiasa akan menjadi forum kebersamaan para pemimpin majelis-majelis agama dan umat beragama di Lampung Barat dan akan selalu berperan aktif sebagai penghubung umat beragama dalam memediasi perbedaaan antar umat beragama.

FKUB Lampung Barat akan senantiasa mengedepankan tugas melakukan dialog, menampung aspirasi masyarakat dan ormas keagamaan, menyalurkan aspirasi kepada pemerintah serta memfasilitasi terjadinya hubungan harmonis umat beragama di Lambar guna menuju kehidupan yang rukun, damai, toleran dan saling menghargai serta membantu menuju kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang makmur, damai dan sejahtra.

FKUB Lampung Barat bertekat akan menjaga prinsip dalam konteks kehidupan berpolitik tanpa mengesampingkan prinsip kebebasan berpolitik bagi warga negara dan warga masyarakat, seraya setia menjunjung, mendukung dan melaksanakan setiap program pemerintah secara umum dan pemerintah kabupaten Lampung Barat secara khusus demi menjaga kondusifitas serta stabilitas masyarakat.

Penandatangan pernyataan sikap bersama oleh majelis agama itu dilaksanakan oleh I Nengah Putrayana untuk agama Hindu, Winarno untuk agama Budha, Romo Agus Sudaryanto (Katolik), J.Simanjuntak (Kristen0, Ja'far Sodiq (MUI) dan Saripan Halim (ketua FKUB).

Sementara itu, wakil bupati Lampung Barat, Makmur Azhari dalam acara itu mengatakan, penduduk kabupaten Lampung Barat terdiri dari berbagai suku dan agama yang selama ini telah hidup berdampingan, rukun dan kondusif. Kondisi ini hendaknya tetap terjaga dengan baik dan jangan sampai terjadi kesalahpahaman dan lain sebagainya yang dapat mengakibatkan perpecahan diantara sesama umat yang ada.

Untuk itu pertemuan persaudaraan antar umat beragama yang digelar ini merupakan hal yang positif untuk meningkatkan tali silahturahmi dan persaudaraan antar umat beragama yang ada. FKUB merupakan organisasi yang didalamnya diharapkan mampu memberikan pencerahan dan mendorong umatnya untuk saling menjaga keharmonisan dalam lingkunganya. Laporan : Eliyah, Editor Sulaiman).




Membangun Persaudaraan Kembali

INSIDEN pembakaran dan kisruh antarwarga di Kabupaten Tolikara, Papua sempat mengegerkan kerukunan hidup beragama di Indonesia. Peristiwa itu terjadi ketika umat muslim akan menjalankan salat Idul Fitri di Markas Komando Rayon Militer (Makoramil) 1702-11, Karubaga, Tolikara Jumat (17/7/2015). Kepolisian Daerah Papua telah menetapkan dua orang tersangka biang kerok insiden penyerangan dan pembakaran bangunan di Tolikara, Papua. Menurut Kepala Kepolisian Daerah Papua, Inspektur Jenderal Yotje Mende dua orang tersangka itu merupakan warga Tolikara. “Perannya jelas, ia adalah biang kerusuhan,” kata Yotje kepada CNN Indonesia melalui pesan singkat, Kamis (23/7).




Pemerintah Pusat melalui jajaran langsung bertindak cepat, tanpa terkecuali di propinsi lampung. Jum'at 25 Juli 2015, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Fokorpimda) Provinsi Lampung menggelar pertemuan dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Gedung Pusiban propinsi Lampung, Jumat (24/7/2015). Acara silahturahmi ini digelar  dengan maksud untuk meredam gejolak yang bisa saja melebar menjadi kerusuhan tingkat nasional. selain itu juga untuk kembali menjalin komunikasi dan membangun kembali semangat persaudaraan antar umat beragama dan sebagai sesama warga Indonesia. 



Acara yang diselenggarakan di  Gedung Pusiban propinsi Lampung, dihadiri oleh wakil gubernur propinsi Lampung Bpk. Bachtiar Basri, Kapolda Propinsi Lampung Brigjen Edward Syah Pernong, Komandan Korem 043/Gatam, Kolonel Arm Drs. Winarto, M.Hum, dan jajaran pejabat pemerintah propinsi Lampung. Hadir juga dalam acara tersebut ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Propinsi, Kota dan Kabupaten, Persatuan Pondok Pesantren, dan Ormas-Ormas keagamaan yang ada di propinsi Lampung. Dari kalangan Tokoh Gereja Katolik terlihat Mgr. Yohanes Harun Yuono, RD. Philipus Suroyo, RD. Jati, RD. Agust. Dharyanto, Diakon Ruben dan  bersama beberapa aktivis Gereja. 



Pertemuan yang berlangsung sekitar 4 jam di awali dengan pernyataan sikap FKUB atas kejadian yang terjadi di Tolikara Papua dan komitmen FKUB untuk selalu menjaga kerukunan umat beragama. setelah itu sambutan dari jajaran pemerintah dan diakhiri dengan session tanya jawab. semoga semangat persaudaraan kembali terbina dengan baik dan saling menjaga serta menghormati satu dengan yang lain. Dengan demikian selalu terjaga kondisi kerukunan umat beragama dan masyarakat semakin dewasa dalam bersikap atas berbagai pengaruh negatif dari pihak pihak yang tidak bertanggung-jawab. Khususnya pihak - pihak yang ingin memecah belah kesatuan dan persatuan Negara Republik Indonesia .  ( RD. Agust. Dharyanto).