Kamis, 11 September 2014

Waspada ISIS dan IS


Pemerintah Indonesia secara resmi melarang masuk dan berkembangnya paham atau ideologi Islamic State of Iraq and Syria ( ISIS) yang kemudian di Indonesia menjadi Islamic State ( IS ). Pemerintah menilai, paham negara Islam yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi tidak sesuai dengan Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan azaz kebhinekaan. ISIS menerapkan ideologi Salafi-Jihadi untuk mewujudkan cita cita khilafah dengan kekerasan, dengan membantai orang orang Kristen, dan kelompok-kelompok Islam lain yang berseberangan seperti Sunny dan Syiah. ISIS telah menewaskan ribuan orang. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebutkan lebih dari 2.400 warga Irak yang mayoritas sipil tewas disepanjang Juni 2014. Aksi ISIS telah menyebabkan tak kurang dari 30.000 warga kota kecil timur Suriah harus mengungsi bahkan ada yang kehilangan anggota keluarga karena dibunuh oleh ISIS dan juga kehilangan harta benda.
Menindaklanjuti sikap Pemerintah, Rabu, 10 September 2014, Forum Komunikasi Umat Beragama ( FKUB) Kabupaten Lampung Barat, bekerjasama dengan pemerintah setempat di Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS) Liwa Lampung Barat mengadakan pertemuan di Kantor Camat Kecamatan BNS. Pertemuan dalam rangka sosialisasi serta pencegahan gerakan ISIS dan IS di Indonesia, khususnya di wilayah BNS,  dihadiri oleh para tokoh agama, masyarakat, dan pejabat di kantor Kecamatan BNS. Camat BNS, Bpk. Aliyurdin S.Sos.MH menyampaikan keprihatinannya atas ISIS dan IS yang bisa merusak tatanan hidup berbangsa dan bernegara. Lebih lanjut Camat BNS juga mengajak semua pihak untuk bersikap waspada dan tidak terpengaruh dengan hal hal yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten  lampung Barat, Bpk. Jafar Sidik dalam kesempatan tersebut menegaskan ISIS dan IS adalah gerakan yang sangat membahayakan sendi sendi kehidupan beragama dan berbangsa. Kekerasan yang menjadi jalan gerakan ISIS akan menjadi ancaman bagi siapapun yang berseberangan dengan ideologi ISIS, bukan hanya bagi orang yang beragama non-muslim, tetapi bagi orang muslim yang tidak sepaham dengan ISIS-pun tidak akan luput dari pembantaian. Bpk. Jafar Sidik juga mengajak semua tokoh agama dan masyarakat serta pejabat pemerintah untuk selalu mewaspadai kemungkinan bibit-bibit gerakan ISIS. Jangan pernah menganggap kecil  gejala gerakan ISIS dan IS, sebab yang kecil itu bisa menjadi sumber kehancuran sebagaimana yang terjadi di Irak dan Syria. maka selalu diperlukan sikap waspada dan tidak terpengaruh dengan gerakan yang berlawanan dengan NKRI demikian kata Bpk. Jafar Sidik. Dalam pertemuan itu para pengurus FKUB, juga mengajak semua pihak untuk selalu membangun kerukunan umat beragama dan selalu membangun komunikasi lintas agama, agar terhindarkan dari pihak pihak yang dapat menghancurkan kerukunan yang sudah terbina. Pertemuan  diakhiri dengan kesepakatan bersama menolak ISIS dan IS serta saling bahu membahu memberikan pencerahan kepada masyarakat untuk tidak terpengaruh dengan gerakan ISIS dan IS. (AD).