Selasa, 29 Oktober 2013

Kilas FotoTemu Persaudaraan FKUB-Kabupaten Lampung Barat, 21 Oktober 2013.



Minggu, 16 Juni 2013

Pelantikan Pengurus Stasi Richardus Liwa


Meski kepemimpinan dalam Gereja didominasi oleh seorang yang menerima kuasa kepemimpinan melalui penerimaan tahbisan suci (bdk. kan 129), kaum awam bukanlah kelas nomor dua dalam Gereja. Mengapa? Karena konsep Gereja sebagai Umat Allah (bdk. kan. 204) dimana semua umat beriman kristiani (Uskup, Imam, Awam, Biarawan/Biarawati) berkat penerimaan sakramen pembaptisan diinkoperasi pada Kristus, mengambilbagian dalam tugas Kristus dengan caranya sendiri. Disini tidak ada lagi pembagian kelas dalam Gereja, semua sama dan wajib berpartisipasi dalam kepemimpinan Gereja sesuai dengan fungsinya.

Keputusan dalam kepemimpinan Gereja ada ditangan pemimpin yang memiliki kuasa ilahi (potestas sacra) namun sebelum mengambil keputusan, dia wajib mendengarkan umat beriman demi kebaikan bersama. Oleh karena itu, babak baru dalam kepemimpinan Gereja adalah membangun sebuah kerjasama yang harmonis antara Uskup/Imam dan umat beriman awam dalam memimpin umatnya. Kepemimpinan Gereja tidaklah clerical (kaum tertahbis) sentris lagi atau laical (kaum terbaptis non tertahbis) sentris tetapi Kristus sentris dimana semua anggota Gereja berpartisipasi dalam kepemimpinan Gereja sesuai dengan jabatan dan fungsinya.   (sumber : Katolisitas .org@katolisitas ).
Berkaitan dengan peran serta anggota Gereja, secara khusus di Stasi St. Richardus Liwa telah di pilih dan ditetapkan kepengurusan stasi yang baru. Kepengurusan yang di pilih langsung oleh umat setempat, menetapkan Bpk. Robert Simamora sebagai ketua stasi untuk periode Juni 2013 – Juni 2016. Selanjutnya ditetapkan juga sebagai wakil ketua : Bpk Thomas Dwiarko, Sekretaris I : Bpk Yohanes Sugiarto, Sekretaris II : sdri Icha Br. Simatupang, Bendahara I : Zakarias Bambang Sentosa, Bendahara II : K. Manalu. Sedangkan Bidang Kerja Katekese dan Pewartaan : Bpk. Mariden Simamora, Y. Sarwidi dan L. Siahaan. Bidang Kerja Liturgi : Bpk Y. Sukiman dan Bpk. Sutarman. Bidang Sosial : Bpk. Pulider Simamora dan Bpk. Antonius Wahyudi. Bidang Perkumpulan Ibu-Ibu Katolik : Ibu Martin Karo Karo, Ibu Anastasia Nur Triyasih dan Ibu Dita Triharsono. Bidang Perawatan dan Pembangunan Gereja : Bpk. Fidelis Simamora, Bpk. F. Manurung dan Bpk. Surono. Bidang Bina Iman Anak-Anak : Ibu Sirait dan OMK. Bina Iman Remaja dan Misdinar : Bpk. Y. Sukiman dan Bpk. Sutarman. Bidang Bina Iman OMK : Suster Antonia dan Bpk. Demotrius Okto Winardi.

Penetapan dan pelantikan secara liturgis dalam perayaan Ekaristi, berlangsung pada hari minggu, 16 Juni 2013. Perayaan yang langsung dipimpin oleh RD. Agust. Dharyanto berlangsung dengan hikmat dan banyak dihadiri oleh warga stasi St. Richardus Liwa. Dalam kesempatan tersebut para pengurus stasi yang baru, mengucapkan kesediaan untuk menerima dan melaksanakan tugas suci sebagai pengurus stasi dengan iklas hati. Kemudian para pengurus stasi mengucapkan janji untuk menunaikan tugas sebagai pengurus stasi, selaras dengan kemampuan yang telah Tuhan anugerahkan. Selain itu juga para pengurus stasi menyatakan kesanggupannya untuk menyumbangkan waktu dan tenaga demi perkembangan dan kesejahteraan Gereja dan akan menjalankan tugas yang telah dipercayakan dengan penuh tanggung-jawab baik kepada Tuhan maupun kepada Gereja. Setelah para pengurus stasi yang baru menyatakan janji kesediaan untuk menjalankan tugas dan tanggung-jawabnya, RD. Agust. Dharyanto, selaku pastor kepala paroki St Theodorus Liwa Lampung Barat, mendoakan para pengurus stasi yang baru dan memberkati dengan berkat supaya para pengurus tetap setia akan kesediaan serta janjinya.

Dalam kata peneguhan setelah para pengurus stasi di lantik, RD. Agust. Dharyanto, selaku Pastor Kepala paroki St. Theodorus Liwa menekankan kembali makna kepemimpinan dalam Gereja sebagaimana Kristus yang datang untuk melayani bukan untuk dilayani. Dalam semangat pelayanan tersebut para pengurus stasi harus sungguh hadir dalam wajah penuh kasih  dan mampu membangun kerjasama baik dengan Pastor setempat, para pengurus stasi dan Dewan  paroki maupun dengan semua anggota Gereja. Hadir sebagai pemersatu umat dan mampu mendengar dan mengambil langkah – langkah yang tepat  untuk kemajuan dan perkembangan umat Allah. Setelah pelantikan, Perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan Ritus Ekaristi, kemudian Ritus Penutup. Sebagai tanda syukur atas telah terselenggaranya pelantikan pengurus stasi yang baru, diadakan makan bersama dengan ketua stasi yang baru di tepi Danau Ranau – Lumbok Seminung.  Proficiat  untuk para pengurus yang baru di lantik, selamat menjalankan tugas dengan baik. Dan terimakasih kepada para pengurus stasi yang lama, semoga apa yang telah dilaksanakan menjadi cermin untuk lebih baik demi Gereja dan kesaksian Gereja di tengah-tengah masyarakat. ( RD. Agust. Dharyanto).

Kamis, 30 Mei 2013

Mengenal Ketua Stasi ( part. 2 ).



Ketua Stasi St. Christoforus Suoh ( Bpk. Laurentius Giantoro).

Pribadi penuh senyum, ramah,  sederhana  dan mudah bergaul adalah gambaran yang tepat  untuk menggambarkan sosok pribadi Bpk. Laurentius Giantoro. Dalam setiap kunjungan ke stasi Suoh Mas Gian, demikian biasa di panggil, selalu meluangkan waktu untuk menyambut dan mempersiapkan segala sesuatu yang di perlukan selama kunjungan ke stasi Suoh. Bukan hanya soal penjemputan di tepi sungai Semangka jika tidak mempergunakan kendaraan sendiri, namun juga menyediakan tempat untuk bermalam dan menyiadakan hidangan makan selama kunjungan. Dalam setiap perjumpaan selalu ada cerita menarik dan menjadi bahan perbincangan yang akrab dan penuh persaudaraan. Mas Gian yang lahir di Payer Wojo, Wonosobo pada tanggal 30 Mei 1983 adalah anak ke 5 dari 5 bersaudara, putra  dari Bapak Saiman  dan Ibu Sarijah. Sejak tahun 1970 orang tuanya telah menetap di Srimulyo – Suoh Lampung Barat. Mas Gian lahir dan berkembang  di alam yang sangat sulit dan penuh tantangan. Bukan hanya soal alam yang terisolir dari kecamatan dan pusat kabupaten, namun juga tragedy gempa bumi  15 februari 1994 yang meluluh-lantahkan kota Liwa dan Suoh menjadi cerita pilu yang mengiringi usia pertumbuhannya. Keadaan menjadi sulit dan jauh dari hidup yang di sebut layak, sebab semua harus di mulai dari titik awal.

Seiring dengan perkembangan waktu, mas Gian bertumbuh menjadi pemuda yang peka dengan keadaan lingkungannya. Ia prihatin dengan desa tempat tinggalnya, belum lagi banyak anak anak yang tidak sekolah. Ia gelisah akan keadaan tersebut, terbayang dalam pikirannya apa yang dapat aku berikan untuk bhakti bagi desaku. Jika hanya mengandalkan tenaga membangun desa dengan bertani ia berpikir pasti ada batasnya. Maka setelah tamat SMP, dengan tekat dan semangat untuk berkembang, ia iklas berpisah dengan orang tua dan saudara saudaranya untuk melanjutkan pendidikannya di Bandar Jaya Lampung Tengah. Dan setelah selesai pendidikannya sampai ke jenjang sarjana, ia kembali ke kampung halamannya untuk menjadi guru. Tidak lama kemudian ia diangkat menjadi pegawai negeri sipil, sebagai guru di salah satu sekolah SMP di Suoh.

Dengan menjadi guru, ia mencapai kebahagiaan batin, sebab ia dapat ambil bagian untuk bakti bagi kampung halamannya sesuai dengan tekat dan semangat awal ia melanjutkan pendidikan di luar kampung halamannya. Dan sebagai seorang yang taat dalam iman, ia juga selalu memberikan hati dan diri bagi perkembangan Gereja setempat. Ia terpilih menjadi ketua stasi St. Christoforus  Suoh untuk masa bhakti 2012 – 2015. Saat terpilih Mas Gian, masih berstatus lajang. Dalam sejarah Paroki St. Theodorus Liwa, beliaulah satu satunya ketua stasi yang saat terpilih masih berstatus lajang.  Pada tanggal 23 Januari 2013, ia mempersunting gadis cantik tetangga desa: Bernadetha Yuni Tri Lanjari. Pesta meriah dengan pertunjukan film dan kuda kepang menjadi tanda syukur yang mengiringi perhelatan perkawinan Bpk Laurentius Giantoro dan Bernadetha Yuni Tri Lanjari. Ketika ditanya oleh redaksi blog St. Theodorus Liwa , tentang harapannya sebagai ketua stasi, ia berharap mampu bekerjasama atas dasar semata demi kemuliaan Tuhan”. ( RD. Agust. Dharyanto).
  

Mengenal OMK berbakat ( part. 2 ).



 Tamaria Br. Simamora.

Wajah tenang, kalem dan tidak banyak kata, itulah kesan pertama jika kita bertemu dengan Tamaria Br. Simamora. Dalam kesempatan bertemu dengan redaksi blog St Theodorus Liwa, Maria demikian biasa di panggil sedang berlatih membaca Kitab Suci, waktu itu bersamaan dengan Misa harian pada kamis malam ( 30 Mei 2013). Sorot mata yang tajam dalam memperhatikan kata dalam rangkaian kalimat Sabda dan suara yang lantang, jelas dan jernih, Maria berlatih bagaimana membaca Alkitab dengan baik dan benar. Sesekali ia bertanya kepada teman tentang nada ucap ketika ada tanda baca dan bagaimana melapalkan intonasi yang tepat. Kesungguhan untuk belajar dan mampu memberikan yang terbaik atas apa yang dipercayakan padanya sangat terlihat jelas. “ Sabda adalah Allah yang menyapa, maka harus tepat, dan benar” demikian alasannya mengapa ia selalu menyempatkan diri belajar membaca di setiap kesempatan mendapat tugas menjadi lector.

Maria,  gadis kalem yang aktif dalam kegiatan OMK, adalah putri dari Bpk. Polider Simamora dan Ibu Minceria Br. Purba. Maria lahir di Gunung Sugih, Lampung Tengah, pada tanggal 04 september 1996. Maria yang tinggal bersama kedua orang tuanya di Suka Mulya, Tanjung Raya, Sukau – Liwa adalah anak ke-dua dari tujuh bersaudara. Lahir dari keluarga sederhana, menjadikan Maria tumbuh menjadi pribadi yang cekatan dan bertanggung-jawab. Seusai sekolah ia selalu meluangkan waktu untuk mengurus adek adeknya dan membantu orang tuanya menjaga warung sembako. Dan pada kesempatan tertentu juga membantu orang tuanya bekerja di ladang bersama adek-adeknya. Maria yang memiliki hobby : membaca, olah raga dan bernyanyi, saat ini masih duduk di kelas dua SMA Negeri I Liwa – Lampung Barat. Ia bercita cita ingin menjadi seorang Dosen yang mampu mengajar dan menjadi bagian dalam mencerdaskan anak bangsa di negeri Indonesia. Keprihatinannya akan keadaan pendidikan di Indonesia, khususnya di sekitar tempat tinggalnya, menjadikannya semakin giat dalam belajar agar kelak dapat tercapai apa yang menjadi cita-citanya. Maka tidak heran jika ia sejak kelas IV SD hingga  kelas II SMA, selalu menyandang predikat sebagai rengking pertama.

Pada bulan april 2013 dalam ajang olimpiade ekonomi tingkat kabupaten Liwa, Maria berhasil meraih juara pertama. Sungguh pencapain yang luar biasa untuk anak seorang dari keluarga sederhana. Di antara kesulitan ekonomi dalam keluarga dan beratnya tanggung-jawab untuk turut membantu orang tua dan mengasuh adek-adeknya, ia masih mampu menunjukkan prestasi yang dapat di banggakan. Sungguh pribadi penuh inspirasi untuk orang muda, bahwa kesulitan dan tantangan bukan penghalang untuk maju dan berkembang. Semua kembali kepada seberapa mampu meletakkan motivasi dan harapan sebagai semangat untuk terus bertumbuh dan menjadi. Sukses selalu untuk Tamaria Br. Simamora, semoga prestasimu  terus memancar dan apa yang menjadi cita citamu kelak dapat tercapai. ( RD. Agust. Dharyanto).

Mengenal Ketua Stasi ( part. 1 ).






Ketua Stasi St. Richardus Liwa. ( Bpk. Robert  Odirexus Simamora).

Bpk. Robert Odirexus Simamora, dan biasa disapa Bpk. Simamora,   lahir pada tanggal 10 April 1971  di Bonan Dolok I. Bonan Dolok I  merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Sijama Polang, Kabupaten Humbang Hasundutan, provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kabupaten Humbang Hasundutan  dibentuk pada 28 Juli 2003.  Kabupaten ini mempunyai luas sebesar 2.335,33 km² dan beribukotakan Dolok Sanggul. Kondisi fisik kabupaten ini berada pada ketinggian 330-2.075 meter dpl. Menurut data tahun Sensus Penduduk 2010 penduduknya berjumlah 171.650 jiwa. Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri dari 10 kecamatan yaitu Dolok Sanggul, Baktiraja, Lintong Nihuta, Onan Ganjang, Pakkat, Paranginan, Parlilitan, Pollung, Sijama Polang dan Tarabintang. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah Dolok Sanggul dengan 43.197 jiwa sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di kecamatan Sijama Polang dengan 5.112 jiwa. (Sumber : Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Pada tahun 1989, Bpk Robert Simamora merantau ke Liwa lampung Barat. Berbekal tekat dan kebulatan hati untuk mengubah “nasip” apa pun ia jalankan agar mampu bertahan hidup. Ia memulai perjuangan hidup dengan menjadi pelayan toko. Dengan tekun dan penuh kejujuran ia jalankan apa yang menjadi tanggung-jawabnya. Pada kesempatan tertentu ia juga dipercaya untuk mengantar barang barang sembako ke warung – warung kecil atau pasar di sekitar kabupaten Liwa.  Seiring dengan perjalanan waktu, muncul semangat baru dalam sebuah harapan bagaimana kelak ia mampu menjadi pengusaha sukses. Hidup dan keadaan  harus ia mampu kendalikan, bukan dirinya yang dikendalikan oleh hidup dan keadaan. Maka kesempatan selama bekerja menjadi pelayan toko  ia sungguh-sungguh pergunakan untuk mengasah ilmu pengetahuan dalam dunia perdagangan. Tahun 1991, Bapak Simamora keluar dari pekerjaannya sebagai pelayan toko, dan memulai merintis usaha mandiri  jasa cucian  kendaraan. Dalam jasa cucian ini, ia menemukan identitas dirinya sebagai pemilik dan pengelola usaha. Berbekal ilmu managemen selama menjadi pelayan toko, ia mulai terapkan dalam usaha barunya bahwa untuk menuju sukses harus terus membangun semangat dan pantang menyerah. 

Pada tahun 1994, ia kembali ke kampung halamannya di Bonan Dolok I untuk menikah kemudian kembali merantau mengadu nasip di Liwa dengan bertani dan membuka warung sembako. Hari-hari penuh tantangan dan kesulitan ia jalani, sampai pada akhirnya memiliki armada dan usaha distribusi sembako ke berbagai warung dan pasar di sekitar kabupaten Liwa. Perjuangan putra ke-empat dari delapan bersaudara ini memang tidak mudah. Semboyan yang menjadi semangat dalam hidupnya : “ pantang menyerah”, telah membawanya menuju mimpi menjadi nyata. Bukan hanya dikaruniai seorang istri yang setia dan baik , namun  juga lima orang anak  yang sehat dan cerdas serta taat dalam iman. Oleh sebab itu, tidak heran jika dalam pemilihan ketua stasi di St. Richardus Liwa, untuk masa bhakti Juni 2013 – juni 1016,  Bapak Robert Odirexus Simamora terpilih menjadi ketua stasi. Dalam kesempatan bertemu dengan redaksi blog paroki St. Theodorus, Bpk Simamora menyampaikan rasa terimakasih atas kepercayaan umat stasi St. Richardus Liwa yang berkenan memilihnya menjadi ketua stasi Liwa. Lebih lanjut beliau berharap dapat bekerjasama dengan semua pihak demi pertumbuhan dan kemajuan Gereja secara keseluruhan. ( RD. Agust. Dharyanto).